google.com, pub-8577073204880171, DIRECT, f08c47fec0942fa0

google.com, pub-8577073204880171, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Showing posts with label Mistis. Show all posts
Showing posts with label Mistis. Show all posts

Wednesday, April 29, 2020

Mistis dan Persepsi dalam Filsafat



Mistik adalah suatu hal yang dimiliki oleh hampir semua agama untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dengan tuhan serta hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia biasa. Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional atau tidak masuk akal/susah dicerna oleh akal manusia, menurut saya pengetahuan mistik termasuk kedalam pengetahuan metafisika yang artinya cabang cabang filsafat yang membicarakan hal-hal yange berada di luar kenyataan, metafisika ini membahas tentang sesuatau yang bersifat keluarbiasaan yang berada diluar pengalaman manusia. Pengetahuan mistik ialah pengetahuan yang diperoleh tidak melalui panca indra dan akal. Pengetahuan ini diperoleh melalui rasa, melalui hati sebagai alat merasa. Objek dari pengetahuan
mistik adalah yang abstrak supra rasional seperti tuhan ( yang diluar ilmu
pengetahuan biasa), malaikat, jin, setan dan lain-lain.
Sebagai contoh: anda ingin tahu bagaimana hakekat tuhan? Kata kaum
sufi, anda harus menghilangkan sebanyak mugkin unsur jasmani dan
memperbesar unsur rohani. Bila kita tidak lagi terlalu banyak dipengaruhi oleh
unsur jasmani maka unsur rohani akan berkomunikasi dengan tuhan, yang tuhan
itu semuanya rohani. Kaum sufi kerap kali mengaku bahwa mereka telah
menembus dunia lain, dunia yang gaib yang sangat berbeda dengan dunia nyata.
Pengetahuan mistik yang lain seperti ilmu kekebalan tubuh, bagaimana cara
memperolehnya? Yaitu dengan latiha batin. Pelet dan santet diperoleh juga
dengan metode yang sama. Dapatlah disimpulkan bahwa epistimologi
pengetahuan mistik ialah pelatian batin.
Persepsi adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan
informasi guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan.
Persepsi bukanlah penerimaan isyarat secara pasif, tetapi dibentuk oleh
pembelajaran, ingatan, harapan, dan perhatian. Menurut saya, persepsi termasuk
kedalam filsafat epistimologi yaitu cabang ilmu filsafat tentang dasar-dasar dan
batas-batas pengetahuan, dalam kehidupan segari-hari yang memegang peran penting pembentukan persepsi adalah indra mata dan telinga dan kadang juga
indra kulit untuk merasakan tekstur suatu bentuk. Telinga sama pentingnya
dengan mata, melalui telinga kita bisa mendengar dan kemudian melalui persepsi.